Kusta. Sebuah penyakit yang masih menjadi momok menakutkan ditengah masyarakat. Banyak masyarakat beranggapan bahwa penderita ini harus dijauhi, kadang malah ditinggalkan. Padahal para penderita kusta itu tidak semenakutkan itu. Mereka masih bisa dirangkul untuk masuk ke dunia yang sama oleh kita.
Peringatan hari Kusta Sedunia menjadi momentum untuk mengenalkan penyakit ini ke tengah masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi pada masyarakat dunia bahwa penyakit kusta masih ada hingga sekarang. Minggu terakhir bulan januari merupakan hari peringatan kusta sedunia. Dalam Acara Ruang Publik KBR mengangkat tema: Unity, Act, and Eliminate. Acara yang keren ini dipandu oleh Rizal Wijaya, menghadirkan narasumber dari NLR Indonesia Bapak Agus Wijayanto MMID selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia dan Ibu Hana Krismawati, M.Sc, seorang Pegiat Kusta dan Analis Kegiatan (Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan-Minister Office).
Dalam kegiatan ini, ibu Hana Krisnawati memamparkan bahwa “Faktanya kasus kusta di Indonesia masih ada. Indonesia sendiri masih menempati peringkat tiga dunia. Tema peringatan Hari Kusta saat ini masih selaras dengan tema global yaitu unity act dan eliminated. Membuka diri dan mengajak berbagai pihak untuk bergerak bersama mengeliminasi kusta. Harusnya dengan semangat yang nyata Indonesia bisa mengeliminasi kusta”, Di Indonesia, upaya eliminasi penyakit kusta mulai tampak lagi geliatnya setelah pada masa pandemi. sebelumnya pemerintah masih fokus terhadap Covid 19.
Bu Hana juga menyampaikan di talkshow ini bahwa untuk menghapus kusta atau istilahnya adalah mengeliminasi kusta ini tentunya tidak bisa bergerak sendiri dan membebankan pada satu pihak saja. Tidak bisa hanya mengandalkan dokter spesialis dan tenaga kesehatan melainkan semua orang harus berperan. Karena penderita kusta ini tidak hanya butuh dukungan kesehatan tetapi juga dukungan moral sehingga perlahan stigma itu bukan lagi masalah.
Nah kan kita harus bareng-bareng bersama melepaskan stigma jelek tentang penderita kusta ini. Bagaimana kita bisa terus mengedukasi masyarakat bahwa kusta itu bukan menjadi momok menakutkan ditengah masyarakat. Peran penting kita dalam mensosialisasikan ini yang menjadi acuan bersama penderita kusta.
Dalam paparannya pak Agus Bersama KBR kemarin bahwa “Kusta bukan hanya masalah kesehatan tapi juga sosial dan ekonomi. Integrasi antar dinas bersama masyarakat hingga perguruan tinggi harus berjalan. Termasuk pentingnya peran media di dalamnya. Dengan demikian diharapkan eliminasi kusta semakin cepat dibandingkan target kita zero cases di 2040”.
Nah kan ini bagaimana kita bisa berperan bersama dalam mengeliminasi kusta lebh cepat.
NLR Indonesia sebagai wadah dapat berperan penting dalam mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap kusta di Indonesia melalui berbagai upaya. Dengan cara mendukung program kusta yang dijalankan oleh pemerintah dan berperan penting dalam edukasi terkait kusta termasuk cara penularan kusta, deteksi tanda dan gejala kusta, penyebaran kusta, dan bagaimana pengobatan kusta. Penting sekali untuk kita peduli terhadap penyakit kusta tanpa mengucilkan dan mendiskriminasikan penderitanya dan OYPMK. Penderita kusta dan OYPMK berhak memperoleh penghidupan yang lebih baik.
Indonesia bebas kusta bisa terwujud dengan adanya kolaborasi berbagai pihak. Selain itu peran masyarakat ini sangat penting agar masyarakat tidak perlu takut dan khawatir jika harus berinteraksi langsung dengan penderita kusta. Adanya edukasi ke masyarakat bahwa penyakit kusta tidak mudah menular bisa menjadi sebuah awalan untuk bisa bebas kusta ditahun 2040 dan menjadi tanggapan pemerintah untuk bisa menjaga penyebaran penyakit ini.
So sudah siap untuk mejadi bagian elimansi kusta ini?