Ahhaha
banyak banget yang respon tentang tulisan sekuel pertama gue . Masih banyak
yang bertanya gimana gue cara pulangnya dari pulau Kelapa. Sebelum berlanjut
bagaimana gue pulang karena tulisan ini masih ada 1000 kata lagi jadi mari
nikmati perjalanan liburan tipis-tipis gue.
Pertemuan dengan bapak H. Udin yang sedang membawa tamu membuat gue terbuka. Ternyata eh ternyata pulau Kelapa itu menyambung dengan pulau Harapan hanya di pisahkan dengan jalan saja dan kalau jalan kaki tidak sampai
Stom
ke-3 dari kapal ferry membuat gue kembali ke dalam kapal dan membangunkan caca
yang masih saja tertidur pulas, bilang kalo kita akan lanjut hopping island bareng dengan rombongan
H. Udin menuju pulau sekitar gugusan pulau Harapan. Caca dengan setengah sadar
bilang “hah kita ke pulau Harapan tapi kan kita ke Pulau Kelapa bang doel,
nanti nyebrangnya bayar berapa karena duit pas-pasan di tambah caca tadi makan
nasi goreng di kapal”. Singkat cerita gue kasih tau tentang gimana posisi pulau
Kelapa dengan Pulau Harapan yang di beritahukan pak Udin. Kapal telah merapat
ke dermaga cinta pulau Kelapa akhirnya gue bergegas turun untuk bersama-bersama
rombongan pak Udin.
Pak
Udin ini ternyata salah satu tokoh masyarakat di pulau harapan dan bilang
kepada kami untuk aman-aman saja di pulau. Kami di tanyakan akan tidur dimana
karena ternyata selain rombongan tadi ada dua orang wanita yang akan ikut. Kami
berdua serempak menjawab mau mencoba tidur di alam bebas karena caca udah bawa
Hammock sedangkan gue enggak bawa apa-apa hanya jaket yang menemani malam
nanti. Lagipula kami memang sudah niat tidak mau menyewa homestay karena ingin
tidur ngampar di pulau entah di Pulau Harapan atau Pulau Kelapa sambil menunggu
pagi.
Pak
Udin asik bercerita tentang pulau Harapan dan bagaimana masa lalu dia di pulau
ini. Berjalan kurang lebih 15 menit akhirnya kami sampai di homestay karena
saat itu jam sudah menunjukkan jam 13.00 dan kami berdua sudah kelaperan
berniat mau cari makan sebelum hopping
island. Namun, pak Udin menawarkan makan siang bareng saja di tawarin harga
sebesar 25.000 per pax dan makan prasmanan bareng dengan tamunya. Mau di kata
apa kami berdua sudah kelaperan akhirnya ya makan di tempat pak Udin lagipula
udah malas juga untuk muter-muter nyari warung.
Makan
siang kami dengan ikan kembung dan cumi goreng tepung membuat kami berdua cukup
kekenyangan walaupun si caca enggak suka ikan tapi di makan juga. Seusai makan kami akhirnya
berkenalan dengan para tamu dari pak Udin ini. Tamu pak Udin ada dua rombongan
yang pertama berisi anak-anak SMA yang lagi merayakan ulang tahunya di pulau,
mereka berjalan bersama orang tua dari anak yang berulang tahun. Tamu
kedua yaitu dua cewek yang ternyata kakak beradik, usut punya usut mereka
rencana mau kemah di pulau Semak Daun dan mau turun di Pulau Pramuka namun
karena mereka duduk bareng pak Udin akhirnya mereka ngikut ke pulau Harapan
setelah di tawarkan tempat menginap dan paket yang lumayan murah.
Jam
sudah hampir menunjukan pukul 15.00, rombongan anak-anak SMA mulai patungan
untuk membayar kapal untuk hopping island
dan snorkeling. Eh akhirnya kami patungan ber 20 orang untuk satu kapal dengan
harga 400.000 jadi kami membayar hanya sebesar Rp. 20.000 per orangnya dan alat
snorkeling sebesar Rp.25.000 tapi kami berdua memang sudah membawa alat sendiri.
Pukul 15.00 lebih kami berjalan menuju dermaga pulau Harapan, jadi inget akhir
tahun 2016 mengikuti kegiatan ID corners ke pulau ini dan ceritanya ada disini.
bersama anak2 SMA |
Setelah
naik ke atas perahu yang akan membawa kami untuk hopping island ternyata ada tambahan dari para ABK (Anak Buah
Kapal) Ferry bergabung dengan kami. Jadi di satu kapal ada sekitar 40 orang dan
akan berjalan menyusuri gugusan pulau Harapan. Kapal berjalan dengan sangat
lambat, menuju tempat spot pertama. Sepanjang perjalanan pak Udin bercerita
tentang sejarah-sejarah pulau yang kita lewati. Pulau-pulau di sekitar ini
banyak yang di sewa untuk di jadikan resort atau penginapan private dari mulai
pejabat hingga artis.
banyak kapal menuju spot snorkeling |
Sport
pertama akhirnya kami merapat di pulau Tongkeng. Pulau yang tidak berpenghuni
ini memiliki pasir putih yang bagus dan bersih. Disini rombongan mulai berenang
dan bermain air. Namun ada rombongan dari anak SMA yang malah langsung loncat
dari dermaga namun tidak mengetahui di bawah sekitaran dermaga banyak bulu
babi. Dan akhirnyaaaa. Aw bulu babi tertusuk di kaki salah satu anak SMA ini,
padahal gue sebagai alumni perikanan predikat cumlaude sudah memberi
tahu bahwa banyak bulu babi sekitaran dermaga. Remaja yang terkena bulu babi
ini panik dan pucat saat kembali naik dengan ada bintik hitam di sekitaran kaki
akibat bulu babi. Sebenarnya untuk pengobatan pertama bulu babi ini sangat
mudah yaitu dengan mengasihkan amoniak untuk menetralisir racun yang ada, dan
lu tau kan amoniak yang selalu ready stock adalah dari urine kita. Jadi ingat
saat kena bulu babi di sabang gue kepaksa memberikan urine gue sendiri ke kaki
gue yang terkena bulu babi.
Pulau
Tongkeng ini mempunyai pantai yang bagus dan air laut yang jernih sehingga
kelihatan dasar. Pulau Tongkeng ini awalnya adalah cottage namun sudah tidak
ada yang kemari maka oleh penjaga hanya di biarkan begitu saja
bangunan-bangunan yang udah rusak. Nampaknya hooping island tidak snorkeling bagai aku tanpa kamu eh pokoknya
ada yang kurang deh, akhirnya gue ngomong sama pak Udin untuk pindah tempat
untuk snorkeling. Akhirnya kami pindah tempat menuju sekitaran pulau Macanl
yang tidak jauh dari sana.
Menemukan
spot snorkeling yang kece akhirnya gue nyebur juga. Saatnya basahin insang kata
gue *hehehe. Puas bermain air selama hampir setengah jam tanpa terasa senja
telah datang dan langit mulai gelap. Kami bergegas naek ke perahu walau agak
susah karena tidak ada tangga untuk naik akhirnya gue berhasil juga. Langit mulai
menghitam dan kami kembali menuju pulau Harapan bersama puluhan kapal-kapal
yang selesai snorkeling juga.
Kapal
merapat di dermaga pulau harapan sudah magrib kami bergegas menuju rumah pak Udin.
Saat itu gue sama caca udah bingung mau bilas dimana karena memang agak susah
mencari wc umum atau kita ke masjid. Beruntung saat itu pak Udin memberikan
keleluasaan kepada kita untuk memakai kamar mandi di homestaynya. Sudah rapi
dan wangi kami kelaparan dan pamit serta membayar duit kapal dan makan,sebenarnya
si bapak sudah mengajak kami makan malam tapi karena duit udah cekak banget
akhirnya gue pamit untuk mencari makan di daerah taman RPTRA pulau Harapan. Eh si
mbak yang berdua akhirnya ikut juga walau nantinya mereka tetap menginap di
homestay.
senja di pulau harapan |
Menyusuri
jalanan pulau Harapan menuju RPTRA banyak tukang cemilan kaya sosis, telor
gulung dan banyak macemnya. Caca si perut kadut ga tahan godaan akhirnya dia
beli jajanan padahal gue udah niat mau makan nasi aja karena laper banget. Sepanjang
deket RPTRA ada warung makan dan
akhirnya kami memilih beli ikan bakar 1 dan nasinya dua seharga 30ribu (jadi Rp.
15.000 perorang). Gue memilih beli es teh manis untuk menyegarkan badan seharga
Rp. 3000. Sudah kenyang makan akhirnya kami menyusuri gazebo-gazebo di RPTRA
untuk masang hammock untuk tidur malam itu.
Makin
malam makin ramai karena kebetulan ada panggung dangdut dan malam minggu juga. Jam
sudah menunjukan jam 23.00, si mbak berdua akhirnya pamit kembali ke homestay
dan gue di pinjamin flysheet untuk tidur sebagai alas. Akhirnya kami memilih di
dekat dermaga untuk memasang hammock dan gue tidur di gazebo ber Alaskan flysheet
si mbak itu. Pulas juga tidur kami sampai tidak tersadar bahwa tulisan ini
sudah sampai 1200 kata..
untuk hari
pertama duit sudah habis hampir 80ribu so apakah gue masih mampu bertahan di hari kedua dengan duit seratus ribu?? so berlanjut di sekuel ketiga nanti yaaa
kalau yang kelewat silahkan liat di part 1 dan part 3
kalau yang kelewat silahkan liat di part 1 dan part 3
Waaa... Serunya. Pingin deh bisa hopping island di Pulau Seribu ��
ReplyDeleteah dedek lucuuu sini hayoo ke jkt numpak sepur
DeleteKereennn
ReplyDeletekalau yang hobi snorkling mah pasti suka banget,,, bayar dikit dapat banyak :)
ReplyDeleteAsik kayaknya nih hopping island
ReplyDeletekalau saya biasa ke pulau pari, tapi cuma bersantai dan males2an
blm pernah jelajah pulau gitu
untuk pari memang susah hopping island bang
DeleteKangen pulau seribu jadinya. Ditunggu cerita pulangnya.
ReplyDeleteDi newblogpost udah tayang ka okaaa
Deletekeren bisa dicoba nih jalan-jalannya
ReplyDeleteJadi urusan bulu babi, siapa yang kencingin itu anak akhirnya? Heheheh
ReplyDeleteKatanya di kencingin temenya mba.. hee
DeleteSeru juga ya bisa jalan - jalan ke kepulauan sering. Kapan - kapan aku pengin kesana sama teman2 dan keluarga ku
ReplyDeleteIya mba sila di cobaaaa
Delete