Nonton orkestra? Sudah pada
pernah nonton orkestra? Nah gue kemarin kebetulan dapat tiket dari BEKRAF
yang mengadakan Jakarta City Philharmonic edisi ke 7. Acara yang diadakan di
Gedung Kesenian Jakarta ini mengambil tema “Prancis & Prix de Rome. Acara dimulai pukul
19.30 wib namun antrian untuk penukaran tiket sudah ada dari jam 17.00 WIB.
19.30 wib namun antrian untuk penukaran tiket sudah ada dari jam 17.00 WIB.
Acara dibuka oleh Eric
Awuy yang mengenalkan tentang konser hari itu akan diisi oleh aransement dari
karya siapa saja. Walaupun gue tidak terlalu mengerti tentang lagu orkestra
tapi banyak sejarah yang bisa diambil dari musik-musik ini. Tema yang di angkat
juga tentang “Prix de Rome” yang bercerita para komposer musik ternama dari Prancis yang memenangkan lomba dari musik prestisius ini.
Pengaba musik dipimpin
oleh Budi Utomo Prabowo. Saat membuka orkestra langsung memainkan lagu
Indonesia Raya dan semua para penonton ikut berdiri. Setelah indonesia raya sang
pengaba memainkan Karnaval Roma dari Hector Berlioz. Irama musik yang mengalun
membuat syahdu dan para hadirin menikmati alunan musik.
Musik berhenti, tiba-tiba
seorang wanita masuk dan duduk di depan piano. Musik kembali setelah pengaba memulai dan pianis
memainkan piano dengan tangan kiri. Yeaah tangan kirinya saja yang memijit tuts
piano tersebut. Konserto Piano Untuk Tangan Kiri dalam D Mayor dari Maurice
Ravel yang di mainkan oleh pianis Yosephine Maadju. Karya ini dulunya merupakan
pesanan dari pianis Austria Paul Wittgenstein yang kehilangan tangan kananya
saat perang dunia pertama berkecamuk. Lagu ini ditampilkan pertama kali tahun
1932 di Vienna Simphony.
Sukses menggebrak
dengan konserto tangan kiri yang keren banget konser malam itu di jeda 15 menit
untuk istirahat. Seusai jeda sang pengaba mulai kembali ke posisinya sebagai
konduktor. Babak kedua ini akan dimainkan karya dari Claude Debussy
Preludium Sore Hari Seorang Faunus. Setelah
memainkan karya tersebut pengaba kembali memaikan karya dari Debussy dan Suita Pojok Anak-Anak .
Suita Pojok Anak-Anak ini merupakan karya dari
Debussy dan Andre Caplet. Debussy membuat karya ini untuk diberikan kepada
anaknya. Lagu-lagu yang riang dengan intonasi yang membangkitkan nuansa dan
esensi masa kanak-kanak dengan fantasinya. Penonton pun banyak yang hanyut
terbawa ritme lagu yang dibawakan. Gue pun menikmati konser ini yang memberikan
nuansa yang riang. Bahkan sampai juga temen gue yang di sebelah tertidur karena
ternyata salah satu aransement yang dibawakan adalah NinaBobo Jimbo Sigajah.
Tepuk tangan bergemuruh
sesaat setelah pengaba selesai satu musik. Karya terakhir ini yang sangat di
tunggu-tunggu oleh para penonton yaitu Potret Dangdut karya Dadang Saputra.
Komposer muda dari Indonesia ini membuat karya ini bermaksud “membaca” dangdut
dari perspektif berbeda dalam ranah estetis dan realitas. Menurut sang komposer
mengangkat musik dangdut dari pinggiran dan menmberikan nuansa berbeda dari
musik dangdut yang biasa orang berjoget. Nampaknya betul musik yang dimainkan
walaupun tidak ada suara gendang atau suling yang biasa menjadi acuan untuk
musik dangdut tetap nuansa dangdut berasa. Bahkan jempol dan kepala gue ikut
bergoyang sedikit-sedikt mengikuti irama musik.
Standing aplause
bergemuruh setelah penampilan Potret Dangdut ini. Pengaba selesai memberikan
sajian musik yang mengetarkan jiwa. Acara ditutup dengan pemberian bunga kepada
para pengaba, komposer dan pianis dari pihak BEKRAF dan DKJ.
Jadi sudah ada yang pernah nonton Orkestra??
Ini dia Videonya sudah di upload di youtube yang Potret Dangdut dan Concerto Tangan Kiri
tulisannya mengalir, suka bacanya. sebagai subyek yg disebut tertidur saat mendengarkan lagu anak2, saya merasa bangga hehhehe
ReplyDeletenyadar ya?? gue kira yg d depan yg d peluk hahaha
DeleteHohoho.. Ga kebayang nih orkestra rasa dangdut tanpa gendang suling :)
ReplyDeletejngan d bayangin kamu bayangin aja aku da hahaha
DeleteWaaa keren yaa. blm pernah ngerasain nonton orkestra kayk gituan
ReplyDeleteKeren euy..pengen berguru nulis artikel ah ke bang doel
ReplyDeleteAku beloooom
ReplyDeletekerenn tulisannya
ReplyDeleteAh sayang banget gak ada videonya karena gak boleh direkam. Padahal penasaran pengen dengar orkestra rasa dangdut itu kayak gimana hehe.
ReplyDeletesudah ada ka oka videonya
Deletepenasaran ah, protes juga, pengen videonyaaa
ReplyDeletewih, mewah banget ya nonton orkestra kak, lalu tiba2 ada dangdutnya :)
ReplyDeleteMakasih banyak om apresiasinya...rekaman bisa dilihat di YouTube. ..dikritik juga malaah lebih baik lhoo hehe..salam Dadang saputra
ReplyDeletewaaah d coment sama composernyaaa.. makasihhh mas... d youtubeny siapa? ok aku search deh
Delete