Pagi itu lalulintas
Bogor padat sekali. Gue seorang diri menebus kemacetan kota Bogor yang makin
padat dari hari ke hari. Jam 9.30 Wib tepat bang doel udah masuk ke parkiran dekat
dengan mall dan landmark kota ini. Pagi itu bang doel akan menyusuri kota Bogor
menuju Bandung.
Perjalanan Bogor-Bandung
di tempuh dengan lumayan lama. Karena harus agak memutar melewati puncak untuk
menghindari jalan tol Cikampek yang makin padat. Perjalanan hampir 5 jam itu
ditempuh bersama kawan-kawan relawan. Oh iya hari itu bang doel bersama kawan-kawan
relawan akan melakukan kegiatan bersama di Bandung untuk “mewarnai” sekolah
yang ada di sudut kota Bandung.
Ikut kegiatan
ini karena ada pesan di salah satu WA grup yang mengajak untuk memperingati hari
guru dengan cara yang berbeda. Beberapa teman mengajak untuk membantu merubah
ruangan belajar di Bandung. Pikiran gue melayang saat itu, berpikir kota Bandung
yang sudah sangat berkembang masih ada sekolah yang ruanganya kurang baik. Apalagi
kota Bandung saat ini sudah sangat baik dalam penataan kotanya namun mungkin
masih ada sekolah yang luput dari perhatian pemerintahnya.
Perjalanan
5 jam tidak membuat kami capek. Tepat jam 4 sore kami sampai di sekolah itu. Di
sambut dengan Umi dan Abi, sepasang orang tua yang inspiratif dan pahlawan dari kampung ini dengan memberikan satu
sudut rumahnya untuk di jadikan ruangan kelas. Ruangan yang cukup untuk
memberikan “warna” di kampung yang merupakan produsen tahu Bandung. Kampung kecil
yang tidak jauh dari terminal kota Bandung.
Sore itu
kami bersama teman-teman yang mempunyai latar belakang yang berbeda briefing
sejenak untuk mempersiapkan kegiatan cuti berbagi dari program Dompet Dhuafa. Sekolah
ini di dampingi oleh kak Arby sesosok wanita asal purworejo yang energik dan
murah senyum dari sekolah Literasi Dompet Dhuafa. Briefing sejenak sambil
menikmati tahu isi khas dari daerah Cibuntu untuk membagi tugas kegiatan esok
hari dalam mengecat ruang kelas ini.
Datang ke
sekolah ini membuat gue kaget. Yup sekolah yang bernama Uswah Mulya ini
merupakan salah satu sekolah gratis yang ada di tengah gang kecil di sudut kota
Bandung. Sekolah ini merupakan bentuk pengabdian Umi dan Abi untuk warga
sekitar. Dahulu ruangan sekolah ini merupakan pabrik tahu, namun dengan
seiringnya berjalan waktu Umi dan Abi membuat ruangan kelas untuk sebagai media
pembelajaran yang awalnya hanya sebuah madrasah kini menjadi ruangan belajar
bagi anak-anak sekitar untuk PAUD dan pendidikan bagi kaum marjinal yang ada.
Saat gue
datang sekolah ini terlihat kumuh, dengan beberapa cat yang sudah kusam dan
ruangan belajar yang agak gelap. Maklum ruangan belajar ini merupakan swadaya
dari Umi dan Abi yang mereka pikirkan bahwa bagaimana anak-anak sekitar bisa
mendapatkan pendidikan yang layak. Selesai membagi tugas para relawan akhirnya
istirahat karena hari sudah malam dan esok akan full merubah ruangan kelas yang
kusam menjadi lebih berwarna.
Jam 8 pagi
di hari esoknya kami sudah siap untuk melakukan bedah ruangan kelas. Papan-papan
pengumuman di angkat dan di pindahkan keluar, lemari-lemari di geser ke tengah
untuk mengecat ruangan kelas. Pagi itu kami para relawan bersama komunitas
mural bersiap mempercantik ruangan kelas. Tugas sudah di bagi-bagi ada yang
membeli peralatan, mengecat dan membeli bantuan berupa meja belajar dan sepatu
bagi anak-anak.
Tak hanya berbagi dalam bentuk fisik, para relawan juga memberikan
inspirasi kepada siswa sekolah urban Uswah Mulya dengan cara
berbagi pengalaman dan pembelajaran kepada para siswa tentang berbagai
profesi yang mereka tekuni. Hal ini bertujuan agar siswa-siswa mendapatkan
sumber referensi cita-cita yang lebih luas. Para relawan juga
memberikan semangat kepada para siswa agar terus tekun belajar dan
berdoa jika ingin meraih cita-cita yang diimpikan.
Tak terasa
pekerjaan kami dari jam 8 pagi itu baru selesai selepas magrib. Kita yang sudah
lelah akhirnya dapat tersenyum karena melihat ruangan kelas yang dulunya lembab
dan kusam akhirnya sudah lebih berwarna dengan gambar-gambar lucu di ruangan
kelasnya. Selepas isya saat penutupan kegiatan pihak desa hadir dan memberikan
apresiasi bagi kami para relawan yang sudah merubah ruangan kelas sekolah ini
menjadi lebih baik dan berwarna.
Malam itu
kami semua dapat tersenyum gembira dengan hasil dari ruangan kelas ini. Karena kenyamanan
dalam belajar merupakan salah satu hal yang penting saat kegiatan belajar
mengajar. “Terima kasih banyak teman-teman,
telah rela meluangkan waktu untuk berbagi di sekolah ini. Semoga setiap hal-hal
baik yang terlah teman-teman berikan akan terus menjadi pahala yang akan terus
mengalir pahalanya. Hal baik dari hati insyaAllah akan sampai ke hati, semoga
kita dapat menjalin persahabatan ke depannya.” Tutur Arby.
para hero jaman now |
Boleh juga. Gak perlu nunggu kaya untuk berbagi hahaha...
ReplyDeleteWith all my respect
ReplyDeleteSubhanalloh, seneng ih bacanya saya... Hehehe
ReplyDeleteSelalu trenyuh setiap mengikuti acara Dompet Dhuafa. Semoga terus menginspirasi
ReplyDeletekegiatannya positif sekali. cerita seinspiratif seperti ini mungkin (menurut saya ya) sebaiknya penulisan subyek menggunakan "saya". anyway great sharing as always
ReplyDelete