Tadi saya melihat sekilas di
Televisi bahwa lagi sidang itsbat buat penetapan awal dzulhijah. Saya pun baru
sadar bahwa Idul Adha sebentar lagi. Mungkin bisa dalam hitungan hari idul adha
akan datang menyambut kita. Hmm tiba-tiba kepikiran sudah siapkah saya untuk
kurban tahun ini??? Terus mau kurban dimana?? Mau di dekat rumah atau kita
kirimkan ke lembaga yang biasa mengakomodasi kurban ke daerah-daerah terpencil.
Seru banget kan kalau hewan
kurban kita bisa dikirimkan kepada saudara-saudara kita yang jauh disana. Lagipula
saya pernah denger kabar bahwa daging kurban di Jakarta sudah sangat melimpah
dibandingkan dengan di daerah lainnya yang kekurangan. Hmm jadi kepikiran mau
kirim ke luar daerah untuk tahun ini kurbannya.
Nah kalau ngomongin kirim kurban
ke daerah pelosok saya kepikiran salah satu nama lembaga yang biasa menanggani
ini. Saya kepikiran dengan Dompet Dhuafa. Katanya sih sudah hampir 24 tahun
melakukan kegiatan ini. Wow keren kan sudah lama juga ya. Jadi makin mau nih
tahun ini kurban ke pelosok.
Kebetulan juga pada hari selasa
tanggal 7 agustus 2018 saya mengikuti kegiatan dari Dompet Dhuafa untuk melihat
salah satu sentra ternak dari lembaga ini Yupz saya bersama temen-temen blogger
dan media diajak ke Subang, lebih tepatnya di daerah Cijambe. Di sini ada
sentra peternakan yang juga digabungkan dengan pertanian jadi semacam sistem
Intergrated Farming gitu.
Pagi itu kami sudah siap meluncur
menuju Subang dari Gedung Philantrophy Dompet Dhuafa. Tepat jam 8.00 mobil
mulai melaju perlahan menuju tol lingkar luar dan akan terus melewati jalur
cibubur karena untuk memotong jalur tol cikampek yang sedang macet. Perjalanan kami
lalui dengan seru karena satu mobil berisi para blogger yang berisik sepanjang
perjalanan. Hingga tidak terasa sebentar lagi akan sampai ke tempat ini. Tepat jam
11.30 mobil mulai memasuki lahan seluas 10 hektar kurang lebih.
Wajah letih dan lapar terlihat
dari wajah-wajah kami, namun semangat masih ada untuk mengikuti kegiatan
sociotrip ini. Sampai disana kami disuguhkan dengan jus nanas yang segar serta
makanan kecil khas Jawa Barat, seperti combor, tahu isi dan semacam lepet. Setelah
istirahat sejenak dan melakukan shalat dzuhur kamipun menyantap siang bersama.
Biasanya sehabis makan pada
ngantuk namun berkat pembawa acara yang semangat kami pun jadi segar kembali. Apalagi
akan ada sedikit arahan dan materi dari tim Dompet Dhuafa yang akan membagi
kami untuk kegiatan sociotrip mengunjungi peternakan domba dan kambing yang ada
di sini.
Mengunjungi kandang domba dan kambing serta melihat pembuatan pakan ternak
Yeaah akhirnya kami jalan menuju
kandang. Kandangnya tidak terlalu jauh hanya berjalan kaki 10 menit dari tempat
kami berkumpul, namun perjalanan serasa lama karena kami harus foto-foto
sepanjang perjalanan menuju kandang. Oke setelah puas foto-foto akhirnya kami
sampai di kandang. Oh iya di kandang ini ada dua type satu buat pembibitan satu
lagi buat kandang penggemukan. Oh iya kami dibagi ke 3 kelompok dan dipandu
oleh pemandu lokal. Kebetulan pemandu kami adalah mas Adin yang merupakan
pendamping dari sentra ternak ini.
Mas Adin Menerangkan kepada kelompok kami |
Pada peternakan kandang
penggemukan ini ada sekitar 160 ekor domba sedangkan di kandang pembibitan ada
80 domba yaitu 6 domba jantan dan 74 domba betina. Domba-domba yang diadopsi di
sini merupakan jenis dari domba ekor gemuk. Oh iya fyi, jenis domba ada 4:
Domba Garut, Domba Ekor Gemuk, Domba Ekor Tipis, dan Domba Priyangan (saya anak
perikanan jadi ndak paham lah yah kan sama semua wajahnya). Domba-domba di sini
dijaga asupan pakannya dengan baik. Jadi setiap domba tidak hanya makan rumput
tetapi ditambah pakan buatan serta daun-daun untuk makananya.
kandang domba |
Pakan buatan di sini ternyata
dihasilkan dari hasil limbah dari perkebunan loh. Tadi kan sudah saya singgung
tentang Integrated Farming di awal. Jadi konsep ini semua lini menjadi satu dan
kesatuan. Pada sentra ternak ini pakan yang dibuat dari kulit buah nanas dan
jerami serta ditambah molase untuk gula. Pengolahannya pun nanti melalui proses
fermentasi terlebih dahulu. Nutrisi yang diperlukan tetap terpenuhi seperti
karbohidrat ditambahkan dengan 10% dedak padi, sedangkan kadar gula sebagai
stamina domba dari 5% molase (tetes tebu/kecap/gula).
pembuatan pakan |
Penggunaan pakan buatan ini bisa
menjaga bobot standar dari setiap domba di kandang ini. Oh iya bobot standar
dari domba-domba di kandang dibagi ke 2 kategori. Ukuran standar kategori biru
memiliki bobot 23-28 kg. Dan yang premium 29 sampai 35 kg masuk kategori warna merah. Domba yang tidak layak atau tidak masuk kualitas untuk kurban nantinya akan
diperjual belikan di pasar lokal.
Domba yang Sudah lulus quality control diberi tanda |
Sebagai hewan kurban, DD tetap
melihat aturan syariahnya seperti usia domba masuk usia 1th dan sapi usia 2th.
Dan domba pun tidak sakit atau cacat. Domba-domba di sini benar-benar dijaga
kesehatannya. Setiap hari ada 4x proses pengecekan kandang. Pagi jam 06.00,
siang 12.00, sore 18.00 dan malam 00.00. proses vaksinasi pun diberikan 3
sampai 4 bulan sekali.
Di sini, bila ada domba yang sakit,
akan langsung segera di cek kesahatan, termasuk pemanggilan dokter hewan.
Jadwal rutinnya, dokter hewan berkala dilakukan 2 bulan sekali. bisa
dipastikan, domba-domba di sini benar-benar terawat. Oh iya perkebunan dan
peternakan di sini sudah bekerjasama dengan dinas peternakan dan pertanian. Keren
kan DD mengedepankan kualitas dalam setiap hewan kurban yang akan digunakan
untuk kurban.
Maka dari itu Dompet Dhuafa mengadakan
program “Tebar Hewan Kurban” setiap tahunnya. Melalui program Tebar Hewan
Kurban ini, DD melakukan pendistribusian daging kurban. Tentu, daging-daging
hewan yang didistribusiksan ini akan melewati proses quality control sesuai
standar-standar yang ditentukan. Seperti standar bobot hewan kurban, kesehatan
serta usia layak hewan kurban.
Mas Adin dan Pak Amut |
Seperti yang saya tuliskan di
atas, program THK ini sudah ada sejak tahun 1994, yang diawali dengan nama
“Menebar 999 Hewan Kurban”. Pada tahun 1998 berganti nama menjadi Tebar hewan
Kurban. Hingga saat ini guys. Berdasarkan laporan di tahun 2017, THK DD
sudah mendistribusikan hewan kurban di 1310 desa, 455 kecamatan, 118 kabupaten,
dan 19 provinsi di Indonesia. Sedangkan untuk wilayah luar negeri, didistribusikan
ke Filipina, Myanmar, Timor-Timor, Suriah, Palestina dan Rohingya” jelas
Mas Satria dari Divisi Ekonomi Dompet Dhuafa.
Cita-cita dari diwujudkan program
ini adalah upaya mendistribusikan berkah hewan kurban ke daerah-daerah
terpencil melalui pemberdayaan kelompok peternak lokal yang mandiri. Jadi,
melalui ternak sentral inilah, Dompet Dhuafa berusaha bekerja bersama
masyarakat lokal untuk bisa hidup mandiri baik secara
finansial sampai keilmuan melalui program ternak sentral ini.
Masyarakat lokal ini akan
diberdayakan untuk menjadi peternak dan petani yang handal di sentra pertanian
dan peternakan. Salah satu masyrakat lokal yang merasakan dampaknya yaitu Pak
Amut. Beliau ini merupakan peternak kambing dahulunya dan sekarang mengikuti
program pendampingan dari Dompet Dhuafa.
Banyak manfaat yang didapat dari
Pak Amut melalui program ini. Mulai dari peningkatan hasil ekonomi sampai
keilmuan seputar budidaya ternak domba” tutur beliau. Selain itu bantuan akses
untuk menjual hasil penjualan ternak oleh Dompet Dhuafa kepada mitra pembeli
membuat para masyarakat lokal sangat mudah dalam menjual hewan ternaknya.
Oh ya, dari program pemberdayaan
ekonomi ini peternak yang sudah lulus kualifikasi, akan mendapatkan pembayaran
dimuka 6 bulan sebelum domba dijadikan hewan kurban atau dijual. Jadi para peternak tidak
akan sulit dalam menjual dan mendapatkan keuntungan dalam beternak secara mudah
sehingga bisa lanjut memutar dana untuk ternak selanjutnta
Adapun syarat untuk bisa menjadi
peternak dalam program pemberdayaan ini seperti:
1. Dhuafa dengan pendapatan di bawah UMR.
2. Kepemilikan bangunan, kendaraan, elektronik yang
sudah dinyatakan lulus survey tim kelayakan mitra.
3. Jumlah tanggungan yang sesuai dengan pendapatan.
Tentang Komplek Pertanian Terpadu
Di Subang ini, awal mula berdiri
program sentra ternak dan kebun yang dinamakan Kebun Indonesia Berdaya merupakan
hasil prakarsa beberapa tokoh yang peduli terhadap Indonesias seperti Ippho
Santosa, Ust. Yusuf Mansur, artis Teuku Wisnu dan lainnya. Program pemberdayaan
masyarakat DD ini dilakukan dengan membeli lahan produktif yang nantinya
dimanfaatkan untuk kesejahteraan dhuafa. Pada tempat ini, telah terbeli lahan
seluas 10 hektar yang dibantu juga dari hasil penggalangan dana masyarakat sekitar.
Pada tahap awal, Kebun Indonesia Berdaya ini mengelola aneka jenis pohon
buah-buahan seperti Nanas, Jambu Kristal, Buah Naga dan Jeruk.
Ok guys saya jadi kepikiran untuk
tahun ini berkurban ke Dompet Dhuafa setelah melihat proses perawatan hewan
kurban yang mempunyai standar kualitas yang baik. Nah untuk temen-temen yang
mau ikut berkurban juga yuk bisa salurkan hewan kurban ini lewat Dompet Dhuafa dengan
cara
1. Membayar
kurban mudah dengan layanan online: klik Kurban Dompet Dhuafa.
Pembayaran mudah dan sudah bisa di indomaret. Untuk informasi dan pemesanan hewan kurban bisa dilakukan melalui SMS, WA, website, email, telpon.
Kontak whatsapp dan sms di no 08121292528. Email: layandonatur@dompetdhuafa.org
2. Gerai
THK Dompet Dhuafa yang sudah tersebar luas di wilayah Jabodetabek.
Yoklah tahun ini berkurban ke
daerah terpencil bareng Dompet Dhuafa, selain bisa meratakan distribus
pembagian daging kita juga bisa membantu para peternak lokal yang menjadi
binaan Dompet Dhuafa
Fotonya keren di atas. Kalau kambing bisa bilang "ada kembaran aku, kok sama ya".
ReplyDeleteWah programnya keren ya bs memberdayakan masyarakat sekitar :)
ReplyDeleteFoto pertama kayak adegan keluarga yang dipertemukan setelah puluhan tahun gak ketemu ya bro hehehehe
ReplyDeleteDompet Dhuafa memang keren
ReplyDelete