Lampung? Kota yang dekat dengan
Jakarta ini terakhir kali ku menginjakkan kesana saat masih SD. Masih ingat
saya kesana langsung ke Way Kambas yang ada penangkaran gajahnya. Dan akhirnya
setelah hampir 17 tahun tidak kembali ke Lampung ada kesempatan kembali ke
provinsi ini. Cerita sekarang bukan tentang Way Kambas tapi tentang festival
yang selalu di helat setiap tahunnya di Provinsi ini. Yupz Lampung Krakatau Festival yang sudah berjalan hampir 13tahun.
Undangan masuk melalui badan
perwakilan Lampung di Jakarta yang mengajak blogger untuk menikmati festival ini. Malam tanggal 23 agustus kami pun berangkat dari kantor
perwakilan bersama-bersama menuju Lampung. Oh iya saya bersama Rudi dari
blogger dan beberapa staf dari kantor. Perjalanan kami menggunakan mobil dan dilanjutkan dengan kapal fery
dari Merak menuju Lampung. Tepat pagi hari jam 6.00 kami sudah sampai hotel.
Lampung Krakatau Festival 2018
mempunyai banyak rangkaian acara ternyata. Mulai dari seminar internasional
hingga parade budaya Lampung. Ada beberapa bagian acara yang saya datangi
seperti pameran makanan di lapangan saburai, festival kanikan di taman gajah
hingga observasi anak gunung krakatau. Wew paket komplit kan acaranya? Mau saya
ceritain satu-satu apa gimana? Ehehhe
Lampung Krakatau Fesyival 2018
dimulai dari tanggal 20-26 agustus 2018 dengan berbagai macam rangkaian acara. Saya
bersama Rudi mencoba menikmati festival ini walau baru bisa hadir saat tanggal
23 agustus. Tempat pertama yang kami datangi adalah festival food vaganza di
lapangan Saburai. Di tempat ini ternyata banyak stand-stand dari berbagai macam
bidang dinas di Lampung. Oh iya acara di Lapangan Saburai juga menyelenggarakan
pemilihan duta kopi serta ada pemilihan kratau award. Pas di tanggal 25 agustus
ada penampilan Candil yang bernyanyi di lapangan saburai.
Selain di lapangan Saburai juga
ada festival Kanikan. Eh apaan itu festival Kanikan itu? Festival ini adalah
festival kuliner yang di gagas oleh berbagai macam komunitas di Lampung. Acara ini
diisi oleh banyak stand makanan dan acara –acara lainnya. Festival yang di
laksanakan di Taman Gajah ini bisa dinikmati mulai dari sore hingga malam hari.
Udah puas hanya main-main di
lapangan Saburai atau Taman Gajah saja? Ok saya diajak untuk observasi ke
gunung krakatau. Wew gunung kraktau kan lagi aktif-aktifnya? Apa saya nyampe ga
kesana?
Observasi Gunung Krakatau
Saat mau ke Lampung Krakatau Festival ini, obsesi saya adalah ke gunung ini. Dapat cerita dari teman yang
tahun lalu datang bisa mengunjungi gunung ini sampai ke puncaknya. Duh sudah
melihat dari dekat saja sudah seneng banget. Akhirnya pagi ditanggal 25 kami
pun berangkat observasi gunung ini. Pagi itu kami sudah di bagi ke beberapa
kelompok yang akan mengunjungi gunung ini. Kelompok-kelompok ini berisi para
praktisi, blogger hingga mahasiswa yang mau observasi gunung ini.
Tepat jam 7 pagi rombongan
berangkat dengan 8 bus yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara. Jam 8.30
kami sudah sampai di dermaga boom di daerah Kalianda. Penyebrangan menuju anak
gunung krakatau dimulai dari sini. Setelah dilepas oleh ibu kepala dinas
pariwiasat kabupaten kalianda kami akhirnya menuju ke pulau sebesi. Pulau sebesi
adalah destinasi transit kami dan kami akan makan siang di pulau ini. Perjalanan
dari dermaga Boom sampai di pulau sebesi memakan waktu kurang lebih satu
setengah jam. Tepat jam 11 siang kami sampai di pulau ini. Pulau ini mempunyai
pasir putih yang bagus dan laut yang biru. Sempat berniat mau nyemplung sih
tapi ternyata saya lupa bawa baju ganti, yaudah duduk-duduk saja di pinggir
pantai.
Saat di pulau ini kami disuguhkan
makan siang dengan ikan bakar dan sambal dabu-dabu. Sambil menunggu informasi
apakah kami bisa merapat ke anak gunung krakatau atau hanya melihat dari perahu
saja. Tiba-tiba Pak Hai kepala bidang pariwisata dinas Lampung bilang ke saya
dan Rudi “Doel kita dapet izin untuk naik ke kaki gunung anak krakatau,
sekarang hayo siap-siap ke kapal”. Seharusnya kami sampai jam 13.00 di pulau
sebesi akhirnya harus berangkat juga menuju anak gunung krakatau.
Semua perahu sudah siap. Ada 7
perahu yang berangkat bersama dan di bagi-bagi sesuai kelompoknya. Namun sayang
kapal yang saya tumpangi mogok di dermaga. Saat semua kapal sudah berangkat
menuju anak gunung krakatau kapal kami masih tertahan di dermaga. Hampir setengah
jam kami tertahan tapi pada akhirnya kami harus mengganti kapal untuk menuju
gunung krakatau. Perjalanan dari pulau sebesi memakan waktu hampir satu
setengah jam. Kami di hadapkan dengan harap harap cemas karena takut tidak
boleh turun dari kapal oleh penjaga sebab sudah melebih waktu.
Perjalanan anak gunung krakatau
mulai menunjukan keaktifannya. Dapat saya lihat gunung ini mengeluarkan
erupsinya sampai 3 kali. Was-was juga sih kan kita akan memasuki gunung yang
selalu aktif di Indonesia. Tepat jam setengah tiga kapal merapat. Kapal-kapal
lain sudah sampai dan bahkan banyak yang sudah bersiap untuk kembali. Awalnya kami
mau diajak sampai ke batas hutan untuk melihat kontur anak krakatau namun apa
daya saat mau memasuki hutan sang gunung pun terbatuk dan mengeluarkan asap. Hati
terasa seneng banget sudah menapaki kaki gunung ini. Ya walaupun hanya di
kakinya tapi seengaknya sudah pernah menjejakan kaki di anak gunung krakatau.
Jam 3 kami pun menuju kembali ke
daratan pulau sumatra. Observasi ini ternyata juga pas dengan meletusnya gunung
krakatau di tahun 1883. Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia
Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus
1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang
meruntuhkan kaldera.Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh
dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di
sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari
1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling
mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417
korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini
juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia (wikipedia)
Sudah puas di Lampung Krakatau Festival? Tenang acara puncak belum hadir. Acara puncak dari Lampung Krakatau Festival adalah saat parade budaya “Lampung Tapis Culture Carnival”. Acara ini
tepat diakhir penutupan yaitu tanggal 26 agustus.
Lampung Tapis Culture Carnival
Parade budaya yang menampilkan
baju adat dari kabupaten se provinsi Lampung ini dimulai jam 12 siang pada
tanggal 26 agustus. Ada 36 kabupaten kurang lebih yang ikut berparade. Parade dimulai
dari lapangan Saburai dan kembali lagi ke lapangan Saburai. Tidak hanya parade
baju adat tapi juga ada para peserta dari Jember Fashion Carnival yang ikut
memeriahkan. Tidak hanya manusia yang berparade tapi rombongan gajah lampung
pun ikut berpartisipasi dalam parade ini.
Parade ini disambut sangat
antusias oleh warga masyarakat Lampung. Sudah banyak yang menunggu di tepi
jalan sepanjang arah parade. Parade ini juga dinilai dan di lombakan. Untuk
penampil terbaik pawai budaya, kabupaten lampung barat berhasil meraih juara
satu, juara 2 lampung selatan, juara 3 pesisir barat kemudian tanggamus disusul
lampung utara dan terakhir tulang bawang.
Tak terasa waktu sudah sore dan Lampung Krakatau Festival 2018 sudah selesai dan parade pun sudah pulang. Akhirnya kami
pun pulang kembali. Banyak cerita dari festival ini yang bisa saya rasakan
sebagai orang dari luar Lampung. Mulai dari indahnya gunung krakatau hingga
parade budaya dari Lampung. Sudah selesai juga tulisan ini tentang Lampung Lampung Krakatau Festival 2018. Sampai jumpa di acara ini tahun depan.
Sepertinya seru banget ya doel acaranya. Semoga suatu saat saya bisa menikmati keindahan Lampung Krakatau Festival. Salam dari Bojonegoro
ReplyDeletedari beberapa waktu lalu lihat event ini di Instagram trus akhirnya nemu kisah lengkapnya di sini. hehe.. wah ternyata Lampung Krakatau Festival 2018 itu diadakan setiap tahun yaaa. mau dooong kak kapan2 aku diajaak :D
ReplyDeleteKesempatan yang luar biasa niy Bang Doel bisa menjadi bagian dari parade festival Lampung, jadi pengalaman yg berharga ini.
ReplyDeleteNext time semoga bisa menginjak puncak gunung Krakatau ya Bang Doel..
Kalau udah mengikuti parade budaya daerah pasti banyak pengalaman seru
ReplyDeleteSeru sekali perjalanannya. Saya belum pernah ikut trip event keren ini. Tahun depan semoga ada kesempatan. Sakit keluarga juga. Nabungnya dari sekarang hehehe
ReplyDeletePas bangets, desember mendatang kami akan munas di lampung. bisa didatangi nih rekomendasi tempat2 ciamik di sana..
ReplyDeleteMantap Doel, Lampung Krakatau Festival ternyata menarik juga, ya. Apalagi Doel bisa poto barengsama mbak-mbak cantik, hahaha. Aku mau dong Doel kalau ada festival gini diajakin (eh bisa ngga, ya? Info awalnya nggak nemu hehehe)
ReplyDeleteAsik banget pas trip ketemu event seru seperti ini, luburan dan perjalannya pasti jadi lebih berkesan ya bang Doel.
ReplyDeleteseru ya acaranya.. liat di foto aja jadi pengen ikutan juga, apa lg liat pemandangan gunung dan lautnya yg nyatu itu loh, behhh.. kerennn...
ReplyDeleteSeru banget acara festivalnya ya. Moga kapan2 bisa ikutan, eh ini festival tahunan kan ya? Pengen jg liat krakatau walau dari jauh :D
ReplyDeleteBang Doel tolong no wa yang di foto terakhir itu tuh ;)
ReplyDeleteKeren banget, suka sama baju baju tradisionalnya, mewah. Sayang belum pernah bisa hadir di acara sekeren ini
ReplyDeleteIni sama kayak Festival Bumi Rafflesia di Bengkulu. Seru acara kayak gini. Bisa menjadi sumber informasi buat budaya, kuliner dan wisata..
ReplyDeleteLiat review yang ikutan krakatau festival seru dah. Tapi sayang kaga bisa ikutan kemarin. Ini tiap taun kan ya? Semoga taun depan bisa ikutan dah. Hehe.
ReplyDeleteWah ini nih, ini, ke Lampung gak bilang-bilang dong sama kuncennya haha.
ReplyDeleteItu di kanikan sengaja ya, yg difoto pas dedek dedek emesh lagi jingkrak jingkrak. Dasar