Hari lahir pancasila? Yupz tepat
tanggal 1 juni di peringati sebagai hari lahir pancasila. Mulai tahun ini di
jadikan sebagai hari libur nasional. Yang jadi pertanyaan sudah kah kita
menjadi pancasilais? Atau sekedar ikut-ikutan menjadi pancasilais.
Nah kebetulan gue kemarin
mengikuti kegiatan peringatan hari lahir pancasila di MPR/DPR bersama para
netizen dan blogger Jakarta. Kegiatan yang di laksanakan tanggal 5 Juni hari
senin ini di hadiri oleh ketua MPR bapak Zulkifli Hasan dan Bapak Sekjen MPR Ma’ruf
Cahyono.
Ketua MPR menyatakan bahwa pancasila
bukan hanya dalam bidang Negara tapi juga harus ada di dalam sikap hidup kita,
seperti gotong royong, peduli dengan sesama, dan keberagaman. Saat ini di
masyarakat Indonesia mulai memanas dan mulai terbagi-bagi karena perbedaan yang
ada. Dapat di lihat media sosial banyak ribut.
Zulkifli Hasan juga menyatakan
bahwa kita harus bijak menggunakan media sosial. Media sosial di pakai untuk
merangkul bukan untuk memukul. Media sosial saat ini menjadikan rujukan dari
berbagai orang untuk mendapatkan berita. Maka dari itu media sosial harus
memberikan informasi yang memberikan pemahaman dan memberikan nilai-nilai luhur
tentang Indonesia.
Selain itu ketua MPR juga
menyebutkan kita harus MOVE ON. Pemilihan telah berlalu jangan sampai kita
masih saja ribut karena pilkada. Pemenang sudah ada mari kita bangun bersama Indonesia
dan daerah. Untuk pilkada ke depanya kita harus melihat pemimpin yang mempunyai
integritas, dan bagaimana teman-teman dari pemimpin tersebut.
Kita harus menjadi bangsa yang
optimis bangsa yang melandasi dengan 4 pilar yaitu : PANCASILA, UUD 45, Bhineka
Tunggal Ika dan NKRI. Tanpa optimisme bagaimana bangsa Indonesia bisa maju dan
berkembang menjadi lebih baik.
Mari kita amalkan pancasila dan
membumikanya, jangan sampai kita ribut terus karena berbeda sedikit. Karena sesuai
dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Kita harus bersatu dan jangan
sampai bercerai berai.
Berikut gue berikan puisi dari
pak Maruf Cahyono Sekjen MPR :
Masih Indonesiakah kita?
Setelah sekian banyak jatuh bangun.
Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk.Setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa.Masikah kita meletakkan harapan kita atas kekecewaan?Persatuan diatas perselisihan.Kejujuran diatas kepentingan.Dan musyawarah diatas amarah.Ataukah keIndonesiaan kita telah pudar?Dan hanya tinggal slogan agama.Tidak, karena mulai kini, nilai-nilai itu kita lahirkan kembali.Kita bumikan dan kita bunyikan dalam setiap jiwa dan raga manusia Indonesia.Dari Sabang sampai Marauke kita akan lebih banyak lagi, senyum ramah dan tegur sapa.Gotong royong dan tolong menolong.Kesantunan bukan kehancuran, tetapi kebiasaan.Dan kepedulian menjadi dorongan.Dari terbit hingga terbenamnya matahari, kita kan melihat orang-orang berpeluh tanpa mengeluh.Berkeringat karena semangat dan bekerja keras karena dibayar.Ketaatan menjadi kesadaran dan kejujuran menjadi harga diri dan kehormatan.Wajah mereka adalah wajah Indonesia yang sesungguhnya.Tangan mereka adalah tangan Indonesia yang sejati.Dan keguguran mereka adalah keguguran Indonesia yang sesungguhnya.Narasi pengantar artikel saya diatas itu harus stop sekarang.Kita jangan diam, amati cermati sekitar kita.Mereka diam bukan karena sekedar karena mereka tertekan, takut mendobrak adat.Jangan jadi bystanderkarena dengan begitu kita terlibat atas kematian teman kita yang di-bully kakak senior.
Beranilah bela yang benar dan lakukan yang benar mulai hari ini.
Mari cerdas gunakan media sosial.
Mari buktikan kita Indonesia yang optimis gunakan media sosial dengan bijak