Saat waktu menaruh CV taruf kepada teman yang meminta data saya dia bilang “emang ente sudah siap berkeluarga ki?” . Dalam hati sebenarnya mau bilang siap, tapi kadang mental suka kepikiran bisa ga saya. Memang masalah berkeluarga kadang butuh hal yang harus disiapkan dalam diri kita. Entah dari segi materi, moral hingga diri kita. Jangan sampai ditengah jalan kita malah menjadi keluarga yang amburadul.
Lantas sudah siapkah saya??
Pada tanggal 14 november kemarin kebetulan saya sempat mengikuti kegiatan yang nyerempet tentang keluarga. Yupz walaupun masih single saya harus siap dan mempersiapkan semuanya. Menghadiri kegiatan dari BKKBN ( Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ) yang
membahas tentang keluarga 4.0.
Apaan tuh keluarga 4.0??
Konsep keluarga 4.0 dimulai dari revolusi industri 4.0 yang menjadi harapan juga tantangan bagi keluarga di Indonesia, keluarga dituntut untuk adaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhui kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural. Dalam #revolusikeluarga4 ada generasi milenial dan generasi Z yang dimana konsep keluarga kecil dengan dua anak semakin populer, orientasi pada karir dan masa depan.
Dalam acara ini juga para pembicara bapak Dr. Pribudiarta Nur Sitepu, MM Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, bapak Dr. dr. M. Yani, M.Kes,PKK. Deputi Budang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN dan mbak Roslina Verauli, M.Psi, Psi. Psikolog kondang. Memberikan arahan tentang bagaimana kita harus siap menghadapi kondisi ini nantinya
Pada saat ini pilihan keluarga yang orang tua bekerja sering dilihat. Karena dari segi kecukupan biaya hidup dan bisa jadi memang trend sekarang begitu. Kadang saya suka miris sih kalau ketika dua orang tua bekerja dan anaknya malah hanya sama pembantu. Anak-anak kadang masih bertemu dengan orangtuanya pada malam hari atau bahkan tidak sempat bertemu.
Hubungan yang hangat antara ortu dengan anak sangat penting. Tidak mau kan anak-anak nantinya tidak dengan orangtuanya. Apabila belum ada momongan, komunikasi antar pasangan memang sangat diperlukan. Biar pada nantinya tidak ada salah paham.
Mbak Vera sebagai psikolog memberikan tips agar keluarga sehat dan bahagia yaitu :
1. Family Cohesion, kedekatan antara sesama anggota keluarga.
2. Family Flexibility, orangtua dan anak mengikuti perubahan jaman serba teknologi digital tapi tak terbawa arus negatif, tetap positif menggunakan kecanggihan teknologi.
3. Family Communication, biasanya makan bersama di meja makan agar bisa bercerita satu sama lain apa saja yang telah dilalui hari ini.
Lalu saya sebagai yang masih belum keluarga harus bagaimana dalam menghadapi keluarga 4.0??
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anak, atau ayah dan anak, atau ibu dan anak. (UU No. 52 tahun 2009)
Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, pemeliharaan, dan perawatan anak-anak, pembimbingan perkembangan kepribadian anak-anak dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarganya.
Kita harus belajar untuk mengetahui apa yang harus dilakukan oleh setiap orangtua. kewajiban terhadap anaknya yaitu : mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, harus memastikan anaknya akan menjadi calon pengantin telah berusia matang lahir dan batin sebelum melangsungkan perkawinan. ( pasal 26 Undang-Undang Perlindungan Anak)
So guys sudah siapkah kita menjadi keluarga 4.0??
Semoga cepat berkeluarga ya doel
ReplyDeleteSemoga amanah ya membawa keluarga nya kelak ... Persiapan mental , bagus
ReplyDeleteSetelah ikut acara BKKBN pastinya tambah siap buat berkeluarga ya Bro?
ReplyDeleteSemoga disegerakan. Aamiin.....
Bener banget, sejak masih jomblo membangun keluarga itu harus sudah dipersiapkan. Jadi ketika nanti itu CV taaruf diterima, ditanya sudah siap, dengan mantap akan menjawab: Insya Allah siap.
ReplyDeleteCalon bapak mertua akan terkesima dan langsung deh segera sah.
Wah, mantab sudah siap bgt jd bapak yg keren. Ilmunya udah ada ditunggu undangannya ya bang Doel��
ReplyDeleteMenikah bukanlah sekedar persiapan fisik dan materi ya ki tp juga ada tggung jawab di dalamnya krn anak org yaitu istri kan masa depannya ada di tangan suami juga anak anak hehe
ReplyDeleteKudoain doel semoga ketemu pasangan jiwa jodoh dari Alloh ya, tetap berikhtiar dan berdoa juga taaruf sambil istikharah, InsyaAllah ketemu jodoh yang pas :)
ReplyDeleteKeluarga 4.0 adalah melek teknologi tanpa melupakan pondasi terkuatnya komunikasi hangat di meja makan.
ReplyDeleteSemangat, Insya Allah segera dipertemukan dengan soulmate ya Doel..aamiin..
ReplyDeleteTadinya gamau baca, tapi judulnya bikin penasaran 😹
ReplyDeleteBtw memang para jomblo itu diberi waktu lebih panjang untukenyiapkan hal² penting seperti ini lho.
Biar saat sudah berkeluarga, sudah faham
untung sudah belajar dari jauh jauh hari jadi ketika sudah ada waktunya bisa langsung dipraktekan
ReplyDeleteBang Doel aku tunggu undangan resepsi pernikahan nya ya, hihihi semoga anak bujang nanti bisa menerapkan keluarga bahagia yg kaya komunikasi. Bukan sebatas gadget aja.
ReplyDeleteBang, Saya juga jomblo, terus gimana enaknya ya Bang?
ReplyDeleteini jomblo yg penuh persiapan semoga cepet mendapatkan pasangan ya doel, aq bantu doa dh biar cepet disegerakan :)
ReplyDeleteNah bener itu meskipun jomblo harus sudah pakam dengan teori keluarga harmonis di era revolusi industri 4.0. Biar nanti tinggal prakteknya.
ReplyDeleteAlhamdulillah bang doel udh paham ya kalo pernikahan juga harus sesuai usia agar jalinan lebih harmonia
ReplyDeleteSemoga disegerakan ya sebelum revolusi 4.0 benar2 berjalan 100%
ReplyDeletesiap banget doel nih, tinggal ke kua, hehe... keluarga itu belajar yaaa sambil praktek, yang penting komunikasi, pasti deh bisa
ReplyDeleteWah kalau ini, jomblo siap nikah nih udah belajar banyak dari BKKBN hehehehe. Mantap mas dul
ReplyDeleteKeren nih Doel, nanti kalau udh Doble jadi pinter deh mengurus keluarga
ReplyDeleteJomblo mesti banyak belajar yaa, hehehe.
ReplyDeleteSiapapun memang mesti paham bagaimana membangun keluarga
Meskipun jomblo, persiapan untuk membina keluarga harmonis adalah yang paling utama. Pupuk sejak dini komunikasi yang baik dengan calon istri, calon mertua agar kedepannya bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak.
ReplyDeleteJustru yang belum nikah perlu merencanakan matang supaya siap di era industri 4.0
ReplyDeleteEcieeeee jomblo juga mau punya keluarga hahahahaha Buru atuh dilamar eh dibawa ke kua,kasih buku nikah,jgn cm wacana doang hahahaha
ReplyDelete