Perikanan? Bagi saya kalau menyebut kata ini adalah kata yang sangat keren. Yaiyalah kata ini yang bikin saya sampai saat ini. Dari dunia ini saya bisa merasakan manfaat yang ada. Eh tapi tau ga sih perikanan kita sudah sampai mana?
Kalau temen-temen dengar kata perikanan Indonesia pasti nyambungnya ke Ibu Susi ya? Tau kan siapa ibu Susi ini? Yaiyalah jargon dia yang tenggelamkan sangat menggema ditelingga kita. Pokoknya ada kapal yang nyuri ikan di Indonesia pasti ujungnya akan ditenggelamkan.
Temen-temen tau tidak kalau kapal ini ditenggelamkan kenapa?
Kapal-kapal ini melanggar undang undang no 32 tentang kelautan yang mengatur tentang penangkapan ikan. Saat ini memang illegal fishing merajarela di negeri ini. Ga kebayangkan kan laut kita yang sangat luas ini ikannya dicuri dengan seenaknya oleh kapal-kapal asing.
Laut kita ini memiliki garis pantai terbesar kedua setelah Kanada karena itu potensi kita sangat besar dalam dunia perikanan. KKP (Kementrian Kelautan Perikanan) terus mengembangkan ilmunya dalam mengelola perikanan kita. Ada tiga pilar yang dilakukan KKP dalam mengelola perikanan kita.
Menurut Pak Budi dari Humas KKP saat acara SAIK 2018 di Tanggerang, “3 pilar KKP ini yang menjadi pedoman dalam menanggani perikanan kita di Indonesia” Pengendalian lllegal, Unreported, dan Unregulated Fishing (IUU Fishing) di Indonesia masuk dalam pilar Kedaulatan. Dimana KKP mewujudkan pembangunan kelautan yang berdaulat serta mengamankan sumber daya perikanan yang ada.
Kapal-kapal yang ditenggelamkan ini sebagai bentuk penjagan kedaulatan dan agar kapal asing takut tidak mau mencuri ikan lagi di Indonesia. Kapal-kapal ini tidak diambil alih oleh negara karena proses pengambil alihan yang lama serta kurangnya dokumen-dokumen yang ada didalam kapal. Sebelum kapal-kapal ini ditenggelamkan beberapa komponen sudah dihilangkan serta minyak dan oli yang ada dikosongkan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
Kapal
pelaku IUU Fishing yang sudah di
tenggelamkan sejak October 2014 - Agustus 2018, jumlahnya mencapai 488 unit
kapal. Terdiri dari 276 kapal dari Vietnam, 90 kapal Filipina, 50 kapal
Thailand, 41 kapal Malaysia, 26 kapal Indonesia, 2 kapal Papua Nugini, 1 kapal
Tiongkok, 1 kapal Belize dan 1 kapal tanpa negara.
Cuma itu program KKP?
Tenang program dari kementrian ini tidak hanya menenggelamkan kapal aja kok. Masih ada program lainnya yang sesuai dengan 3 pilar dari kementrian ini. Seperti pengelolaan terumbu karang yang ada di laut kita. Program ini masuk dalam pilar Keberlanjutan. Penjagaan terumbu karang sebagai bentuk pertahanan dalam menjaga ekosistem laut kita.
FYI saja Indonesia saat ini juga banyak mengekspor ikan keluar loh. Ada beberapa komoditas tinggi yang dikirimkan keluar negeri seperti tuna, tongkol hingga ikan tawar seperti patin. Eh tau kan ikan patin? Nah ternyata ikan patin ini kalau dipasaran disebut ikan dori. Padahal jenis ini sama saja dengan patin yang ada di Indonesia. Jadi masih ragu beli ikan?
Program nelayan
KKP selain menjaga sumber daya ikan juga harus menjaga sumber daya manusia yang mengelola perikanan. Masa ikan dijaga tapi para nelayan tidak dijaga kesejahteraanya. KKP sendiri saat ini mempunyai banyak program bagi nelayan.
Program-program untuk nelayan ada pembagian mesin kapal yang dibagikan untuk kelompok nelayan, asuransi nelayan yang sudah mulai dikerjakan dari tahun 2016. Ga mau kan nelayan yang berjibaku di tengah laut harus sakit namun tak ada asuransi yang menanggungnya.
Tidak hanya nelayan yang mendapatkan program ini. Para petambak pun dapat merasakan program yang ada seperti, pembagian bibit ikan gratis, pelatihan dan segala macam hal yang diberikan KKP untuk terus mensejahterakan para nelayan dan petambak. Hal ini termasuk dalam pilar KKP yang ketiga yaitu Kesejahteraan.
Jadi gengs gimana tau kan program dari Ibu Susi? Slow programnya ga hanya tenggelamkan tenggelamkan kapal saja. Banyak hal yang dilakukan kementrian ini dan kementrian ini selalu menjadi kementrian kesukaan saya. Yaiyalah selain saya basic perikanan lagipula Indonesia negeri maritime yang kaya akan sumber daya ikannya.