Jember? Apa yang kamu pikirkan
dari kota ini? Kabupaten kecil yang terletak hampir di ujung timur pulau Jawa. Pergi
ke Jember itu terakhir kali saat saya SMP. Yupz sekitar 15 tahun yang lalu,
saat masih kecil dan belum tau apa itu artinya cinta #eh. Setelah 15 tahun
berlalu akhirnya saya dapat undangan kembali ke kota ini dari temen-temen
blogger Jember.
Acara yang dikemas seperti
kemping ceria ini diadakan dari tanggal 1 september 2018 sampai 2 september
2018. Acara ini mengundang blogger keren dari pelosok pulau Jawa. Total ada 15
blogger yang hadir ke acara ini. Rame banget ya? Banget laaahh.. hahaha
Perjalanan saya menuju ke kota
ini lumayan panjang euy. Berangkat dari Jakarta di tanggal 30 dan baru sampai
di kota ini di tanggal 31 pagi. Total 20 jam perjalanan saya menggunakan kereta
api dari Jakarta untuk menuju kota ini. Kota ini dapat di tempuh dengan
berbagai cara mulai dari Bus hingga Pesawat. Jadi untuk temen-temen yang mau ke
kota ini tidaklah sulit kok.
![]() |
Dari Berbagai Penjuru kami Hadir |
Pagi jam 08.30 kereta api
Probowangi dari Surabaya merapat ke Stasiun Jember. Saya yang dari Jakarta
hanya bertiga sama Aris dan Mas Salman ternyata banyak teman-teman blogger yang
bareng di kereta yang sama. Pagi itu kamu di jemput sama Mba Prita HW beserta
teman-teman blogger Jember lainnya.
Sarapan di Gudeg Pecel Lumintu
Muka lelah dan kucel kami pun
terlihat di wajah-wajah kami namu wajah itu mulai berubah saat pagi itu kami
diajak sarapan ke Rumah Makan Lumintu. Rumah makan ini ternyata rumah makan
legendaris di kota ini. Rumah makan ini menyajikan menu yaitu Gudeg Pecel. Kagak
kebayang kan gudeg yang manis bercampur dengan kuah pecel yang gurih itu
gimana? Kalau penasaran ya ke Jember aja.
![]() |
Gudeg Pecel Lumintu |
Bang Doel sendiri memesan gudeg
pecel pake ayam. Jadi nanti gudeg pecel ini disediakan toping-toping yang ada
mulai dari ayam, jeroan hingga telor. Sarapan yang telat membuat perut sudah
keroncongan sekali karena terakhir kami makan di Surabaya jam 03.00. Tak berapa lama pesanan pun datang dan tanpa
ditunggu-tunggu kamipun memfotonya terlebih dahulu. Iyaa wajar lah sama blogger
para pengabdi konten. Tidak lama foto-foto, sendok pun mulai berdentang
diantara piring-piring kami. Ya wajar lah sudah sangat kelaparan.
Setelah puas sarapan di Lumintu
akhirnya kami pun meluncur menuju hotel. Hotel kami ini terletak di dekat pusat
kota Jember. Hotel Lestari itu nama hotel kami untuk berisitirahat. Tidak berapa
lama kami pun memasuki kamar dan istirahat. Yupz perjalanan 20 jam memang
melelahkan.
Hari itu memang hari kosong tidak
ada agenda dan baru mulai malam harinya. Beberapa blogger pun blusukan ke
beberapa tempat. Ada yang ke museum huruf dan sekedar menonton bioskop di Jember.
Eh iya Jember sekarang ada bioskopnya, dulu mah boro-boro ada. Mall aja kagak
ada iya 15 tahun lalu.
Malam harinya kami pun makan di
hotel dengan suguhan nasi jagung khas kota ini. Hotel yang kami inapi ini
ternyata salah satu hotel tertua di Jember. Pantas saja modelnya klasik dan
jadul banget dari interior sampai gaya penempatan mejanya.
![]() |
Pak Teguh Pemilik Hotel Lestari |
Malam pun mulai merayap gelap,
makan malam sudah habis dan wedang cor yang disuguhkan kekami sudah mulai
habis. Wedang Cor? Apaan tuh? Yups ini adalah salah satu minuman dari Jember
yang berisi tape ketan serta ditambah susu dengan air jahe didalamnya sehingga
memberikan efek hangat ditubuh.
![]() |
Wedang Cor |
Setelah acara malam itu kami istirahat karena kegiatan kami masih panjang dan padat.
Jember Kota Tembakau
Saat ngeliat rundown yang dibagikan
oleh panitia, saya sempet berfikir ngapain sih ke pabrik tembakau? Buat apa
gitu kesana-kesana. Ternyata kunjungan ke tempat ini dibayar lunas
dengan kegiatan yang super gokil. Saya di ajak ke kebun tembakau hingga ke pabrik tembakau yang ada di
Kota ini.
Ternyata Jember itu memiliki salah
satu sumber devisa kabupatennya dari tanaman ini. Kebun tembakau ini luas banget
dan ternyata proses dari penanaman hingga sampai berbentuk cerutu atau rokok
itu panjang sekali. Mulai dari menanam hingga proses pengeringan yang tidak
mudah. Ternyata juga logo dari kabupaten Jember daun tembakau loh
Perkebunan Tembakau Hingga Pabrik Cerutu
Pagi itu kami mengunjungi
perkebunan tembakau milik BIN ( Boss Image Nusantara). BIN sendiri mempunyai
bisnis tembakau dari hilir hingga hulu jadi mereka mempunyai kebun sendiri
hingga pabrik cerutu sendiri.
Tembakau yang ditanam di
perkebunan ini jenis Na-Oogst. Daun tembakau dari jenis ini digunakan untuk membungkus
cerutu. Setiap daun mempunyai standart sendiri. Kadar air dan salinitas pun
harus dijaga karena mempengaruhi daya bakar dan rasa. Daun tembakau ternyata
yang dipetik itu dari bawah bukan dari atas. Diambil 10 helai setiap harinya,
agar tidak terlalu mempengaruhi hidup dari tanaman tembakau itu sendiri.
Setelah dipetik, daun-daun ini
dibawa ke gudang dan simpan. Proses di gudang ini juga sangat panjang. Bisa 20
hari sampai daun-daun ini kering dan siap dimasukkan kedalam pabrik. Oh iya
tembakau-tembakau ini digudang di gantung dengan tali dan di taruh diatas. Beberapa
gudang yang kami masukin mulai tercium aroma tembakau yang mulai mengering dan
setiap tembakau ini dipantau kualitasnya. Cek kualitasnya dengan cara menarik
daun tembakau itu dan bila sobek maka kualitas belom terpenuhi. Cara pengeringan
ini dinamakan dengan Sujen
Puas melihat-melihat di lahan
perkebunan dan gudang pengeringan tembakau. Kami pun diajak menuju tempat
pembuatan cerutu. Yeah cerutu bukan rokok, sudah tau kan beda dari produk ini? Bedanya
menurut pak imam dari BIN yaitu cerutu itu dihisap tetapi asap tidak dimasukan
kedalam pernapasan dan langsung dibuang. Usut punya usut kenapa bisa begitu
karena cerutu itu full dengan tembakau dan beberapa orang yang mencoba
menghisap pun terbatuk-terbatuk karena beda dengan rokok.
Fyi saya sempat terkagum dengan
BIN ini. Mereka menjual oleh-oleh yang beda yaitu cerutu. Iyapz cerutu
dijadikan oleh-oleh. Kagak kebayang kan cerutu dijadikan oleh-oleh. Cerutu-cerutu
ini dipasok ke hotel-hotel yang ada di kota-kota besar di Jakarta, Surabaya dan
Semarang. Di tempat ini juga ada cerutu yang senilai 4 juta rupiah (kagak
kebayang kan cerutu apa kaya gitu).
Oh iya untuk sampai menjadi
cerutu ini diperlukan sekitar 300an tangan hingga sampai menjadi satu produk. BIN
sendiri pun mempunyai kualitas sendiri dalam memproduksi cerutunya. Walau cerutu
dari BIN belum setenar Kuba tapi setidaknya pak Presiden Jokowi pernah mengunjungi
produksi cerutu ini.
Sudah puas melihat industri
tembakau dari hulu ke hilir? Oke sebelum hari beranjak sore kami mengunjungi
salah satu tempat yang berbau tembakau juga. Museum tembakau nama tempatnya. Letak
museum tembakau ini tidak jauh dari pusat kota. Dekat dengan kampus UNEJ juga.
Berkunjung Ke Museum Tembakau
Museum ini menjadi satu dengan
perpustakaan. Jadi kalau ada yang mau meminta data bisa kesini untuk riset dan
sebagainya. Museum ini menyajikan cerita tentang tembakau yang tidak hanya
sebagai bahan dasar rokok tetapi juga bisa menjadi obat. Banyak info menarik
disini. Tembakau juga tidak hanya dibuat sebagai rokok dan cerutu ada prototipe
tentang minyak wangi dari tembakau yang wanginya enak hingga batik cap tembakau.
Sebenarnya perjalanan kami sangat
panjang dan malam ini kami kemping di Taman Botani Sukarambi. Namun saya masih
tetap dengan pakem saya dalam menulis kalau sudah lebih dari 1000 kata harus
dihentikan. Tenang saya akan cerita di Taman Botani Sukarambi di tulisan
berikutnya. Stay tune ya.. Insya Allah dua Hari sayang eh Tayang
Wkwkwk Bang Doel ada pakemnya nih btw, gokil. Ngakak gw Doel. Ga nyesel kan ke Jember, hehe
ReplyDeleteseru banget inii kaa, mau dong kapan-kapan diajak main ke kebun seperti ini
ReplyDeletePenasaran sama penampakan cerutu seharga Rp.4juta kaya gimana ya?
ReplyDeleteKalau saya boleh pilih, dari pada dapat oleh2 cerutu Rp.4juta, mau pilih tuker sama oleh2 smartphone aja deh. Hahah... Rp.4 juta smartphone nya udah mumpuni tuh...
Kulinernya bikin perut keroncongan, hadeuh... :-D
ReplyDeleteLihat gudeg pecel bikin ngiler, Bang. Eh btw aku baru tahu ada batik cap tembakau. Adakah jepretan hasil kain yang udah jadinya?
ReplyDeleteSeneng banget bisa jalan-jalan berfaedah ke luar kota bareng teman2 blogger, soalnya belum pernah *kesian. Salfok sama nasi pecelnya, langsung ngencess.
ReplyDeleteseru ya bisa jalan - jalan gini barengan pula.
ReplyDeleteSetiap bertamu ke rumah warga, disajikan tembakau ya, mas...
ReplyDeleteSeru ya...
Duh banyak hal menarik ya di Jember, ternyata ada cerutu harga selangit, mungkin cerutu yang kayak difilm-film mafia yang diisap sama ketua genk mafia hehehe
ReplyDeleteYa ampun dul indahnya hidupmu bisa ke tempat bagus dan bisa menikmati kuliner indonesia
ReplyDeleteSiap deh, nunggu cerita lanjutannya. :)
ReplyDeletePadahal yang kutahu kalau kota tembakau itu Temanggung. Ternyata di Jember ya?
ReplyDeleteSuasananya juga seger banget bang. Apalagi kalau itu sayuran. Udah pengen masak aja rasanya hehe
Wah seru pasti acara jalan-jalannya Terutama menambah pengetahuan tentang kota Jember penghasil tembakau terbaik. Kalau kulinernya enak gak mas?
ReplyDeletecerutu sama daun tembakau dilinting kaya orang jaman dahulu beda gak sih bang dul? jaman dulu rumah mbahku selalu bau tembakau karena selalu ada daun tembakau yg fresh lagi dikeringkan, baunya khas jadi kalau ada bau tembakau reflek inget rumah mbah dan segala kenangannya :D
ReplyDeleteHahahaaa..aku ga ada pakemnya banb doel,lupa diri deh nyeloning aja trus jari ampe kriting nih. Btw pokonya seneng banget , tapi aku ga makan gudeg pecel ituuu, mauuu..
ReplyDeleteDuh Bang Doel.. Sarah ama Jenab gak ikut ke Jember? heheh.. Semoga ada kesempatan ngetrip bareng lagi yaa.. ke Jember lagi juga boleh..
ReplyDeleteDoel, cerutu sama rokok itu berbahaya mana sih? Terus cobain minyak wangi tembakau, ga?
ReplyDeleteSeru ya kak, selain bisa refreshing,acara eksplor jember kemarin bisa buat nambah pengetahuan tentang kearifan daerah jember ya kak. .
ReplyDeletecadas bang doel, ternyata begitu khas cerutu ya, jadi inget che guevara
ReplyDelete